Waldorf Manday - Understanding Behaviour
- Salsabila Homeschool

- Jul 14, 2020
- 2 min read
Updated: Jul 16, 2020
29 Juni 2020
Di komunitas waldorf, ada dua kelas zoom yang rutin diadakan, pertama Manday, zoom senin bersama Bu Manda, dan kedua adalah zoomatan, zoom Jumat bersama pemateri yang berganti-ganti, Nah ini merupakan tulisan kali pertama saya mengikuti kelas Manday pertama.. Informasi yang diterima banyak sekali, sayangnya saya bukanlah seorang pencatat yang baik. Jadi narasi dibawah ini adalah secuil dari apa yang saya terima, dan refleksikan.
Hal yang menjadi fokus pembahasan adalah attachment. Melalui penelusuran pribadi, saya menemukan istilah attachment adalah sebagai berikut:
Attachment is a deep and enduring emotional bond that connects one person to another across time and space (Ainsworth, 1973; Bowlby, 1969),
Attachment is characterized by specific behaviors in children, such as seeking proximity to the attachment figure when upset or threatened (Bowlby, 1969).
-simplypsychology.org-
Dari pengertian diatas attachment atau kelekatan dapat diartikan sebagai hubungan yang dalam dan keterikatan emosional yang kuat yang menghubungkan antara satu orang dengan orang lain tanpa terbatas ruang dan waktu (Ainsworth, 1973; Bowlby, 1969). Kelekatan merupakan karakter spesifik pada anak, misalnya berusaha mencari cara kedekatan terhadap seseorang yang lekat (orangtua/wali), saat marah atau terancam.
Dalam diskusi Manday, kelekatan ini disampaikan sebagai kemampuan seseorang untuk merasa aman dalam suatu keadaan, yang dapat ditumbuhkan melalui empati, kemampuan merasakan emosi seseorang, dan kasih sayang.
Kita sebagai orang tua tanpa sadar melakukan hal ini, yakni dengan menempatkan pikiran kita ke dalam pikiran anak, dan kapasitas untuk membayangkan, merasakan dan berpikir. Misal cara kita berbicara kepada anak, kita kadang menempatkan emosi kita kepada mereka, ketika anak kita jatuh, kita berkata, “sakit ya nak, kalau jatuhnya kena lantai seperti ini pasti sakitnya karena lantainya kan keras. Tapi sebentar sakitnya hilang, sekarang kita obati dulu ya.”
Ada tiga tipe kelekatan yakni:
Tipe A, avoidance, menghindar
Anak dengan tipe kelekatan ini, cenderung berusaha tidak terlalu lekat dengan orang lain untuk mengamankan perasaan pribadinya. Ia tidak mau untuk terluka, sehingga Ia menghindari bentuk kelekatan yang didalamnya butuh kepercayaan.
Tipe B. balance secure, keamanan yang seimbang.
Merupakan tipe kelekatan yang paling ideal, anak dengan tipe kelekatan ini percaya terhadap dirinya, ia dapat mentoleransi perasaannya karena sejak kecil telah tertanam didalam dirinya rasa aman oleh orang yang ia percayai, orangtuanya.
Tipe C, connection secure, hubungan yang aman
Anak dengan tipe kelekatan seperti ini cenderung akan terus berusaha untuk menyenangkan orang lain tanpa memperhatikan dirinya sendiri. Karena ia terus menerus mendambakan kelekatan tersebut.

Dari tiga tipe kelekatan diatas, terkadang kita tidak selamanya berada dalam satu tipe, jadi anggaplah sebagai busur terbalik seperti gambar diatas, terkadang kita berada pada posisi ideal B, tetapi kadang condong ke tipe A atau C, bergantung dengan kondisi dan dengan siapa kelekatan itu ingin kita tempatkan. Salah satu cara untuk tetap dalam kondisi keseimbangan yang aman adalah dengan melayani dan menerima pelayanan dari orang lain.
Sekian pembahasan sesi materi dari Manday, selanjutnya para peserta diminta untuk merefleksikan diri, tipe manakah yang dominan dalam diri? Dan curhat mengenai keadaan seputar tipe diri tersebut. Ini gak dibahas ya, panjang soalnya. Oiya sebelum kelas mulai itu biasanya ada verse, yakni kata-kata yang menggambarkan materi saat itu, hanya saja saya tidak mencatat versi di materi ini (hiks... pengen nangis, menyesal).
Emiria Chrysanti



Comments