top of page

Narasi Tertulis CM Bogor Bernarasi Minggu Keenam

Narasi minggu ini kembali ke buku Charlotte Mason volume 6


Kadang kita lupa, hanya memperhatikan apa saja yang menjadi kebutuhan fisik, tetapi kebutuhan ruh atau kalbu tidak dipenuhi. Setelah perang dunia kedua, muncul pemikiran bahwa manusia itu tidak hanya sekedar daging dan darah, tetapi merupakan ruh yang dapat membawa tubuh yang terbatas ini menjadi sesuatu yang sempurna dan termanfaatkan segala potensinya.


Tetapi sayangnya, pendidikan yang umumnya kita lihat menurut Charlotte Mason adalah yang masih berdasarkan aksioma Darwin, atau bertumpu kepada hal seputar logika Darwin, dimana hanya bertumpu kepada hal fisik dan keterampilan. Bukan berarti hal itu tidak penting, tetapi filosofi pendidikan menjadi tidak lekat. Belajar dari peristiwa di Prusia, ketika ditaklukan oleh Napoleon. Sesungguhnya bukanlah karena hanya karena Napoleon yang hebat, tetapi kondisi orang-orang Prusia saat itu yang “ignorance”, dapat diartikan bodoh atau ketidaktahuan, tetapi saya lebih memilih artian tidak peduli, mereka menjadi bodoh, karena tidak memperdulikan kondisi rakyat dan kekuatan musuhnya. Beberapa filosof mencoba untuk membangkitkan kembali kejatuhan ini melalui pembelajaran sejarah, literatur, puisi, yang ternyata dapat menumbuhkan jiwa atau semangat dalam ruh untuk kembali maju dan memperbaiki keadaan. Sementara di Jerman, masih terus memfokuskan pendidikan kepada keterampilan. Maka sejarah pun berulang. Ada peristiwa di Bonn dimana para pelajarnya membakar literatur Perancis, artikel, barang berharga dan lainnya. Hal seperti ini lah yang dapat menjatuhkan kembali Jerman, dan tugas remajanya lah untuk merubah semua itu. Apakah mereka akan memunculkan kembali Tugebond?


Tugebond: adalah agen rahasia Prusia yang muncul ketika mereka dikalahkan oleh Napoleon, berharap membangkikan kembali semangat dengan bersandar pada pemikiran sekuler; menghilangkan sistem kerajaan, agama dan moral keagamaan.


ree

Charlotte Mason mengajukan pendidikan yang tidak hanya bersandar kepada keterampilan dan kegiatan fisik, tetapi juga pada filosofi pendidikan. PNEU (Parents National Education Union) atau organisasi pendidikan yang berpegang kepada teori pendidikannya telah dipraktekan kepada ribuan anak selama tiga puluh tahun, teori ini tertulis di dalam beberapa buku beliau, “The Home Education Series” , seri pendidikan rumah. Berikut beberapa point yang menurut beliau membedakan antara teori dan praktek:

  1. Anak-anak bertanggung jawab terhadap dirinya, sesuai kemampuannya, dan tidak disandarkan kepada guru.

  2. Guru mengartikan apa yang dipelajari, memberikan arahan selama proses pembelajaran terhadap suatu ilmu. Tetapi secara keseluruhan hal itu merupakan tugas dari para pendidik ahli.

  3. Pelajaran yang telah dibacakan dalam ribuan halaman sesuai dengan umur, sekolah dan bentuk pembelajaran, di uji dalam bentuk narasi “single reading”, membaca kali pertama, berupa narasi oral, atau tulis.

Narasi tertulis minggu ini sampai disini, selanjutnya peserta narasi diskusi alot tentang "living book" . Apa itu living book dan bagaimana cara membedakannya dengan buku lainnya.

Saya berkesimpulan bahwa living book itu adalah sebagai berikut:

  • Books that can make you feel that you are inside the story. Imagining the stages.

  • Living books is book that full of facts but at the same time trigger our minds to new ideas and questions

  • Books with beautiful words, easy to understand because it flows naturally and in touch with our logic. 

  • Books that can make you reflect yourself or tell you apart between good and bad things.

Emiria Chrysanti



Comments


© 2020 Salsabila Homeschool created with Wix.com

bottom of page