Waldorf Manday - The Breathing of Thinking
- Salsabila Homeschool

- Jul 16, 2020
- 3 min read
13 Juli 2020
Materi ini dibawakan oleh Bu Manda, dimulai dengan membacakan verse dari Terry Pratchett

Pikiran pertama adalah pemikiran sehari-hari, setiap orang memiliki hal tersebut.
Pikiran kedua adalah pemikiran tentang bagaimana cara kamu berpikir orang lain menyukai apa yang sedang dipikirkannya.
Pikiran ketiga adalah pemikiran tentang cara melihat dunia dan memikirkannya sendiri dengan dalam. Mereka ini adalah orang yang jarang ditemui dan kadang bermasalah. Mendengarkan mereka seperti terhanyut dalam sihir.
Terdapat dua jenis cara berpikir:
Objective Mood
Untuk menjelaskan apa itu objective mood, atau berpikir dengan suasana obyektif, peserta kajian diminta untuk seksama dalam waktu 3 menit memperhatikan jempol masing-masing, misal dilihat kukunya, warnanya, teksturnya, bentuknya dan sebagainya.
Dalam keadaan fokus, memposisikan dalam keadaan ini. Maka kita menjadi sangat sadar dan teliti. Kita dapat melihat sesuatu (yang sebetulnya merupakan bagian dari tubuh kita) menjadi seolah-olah bukan, dan seperti baru pertama kali melihatnya.
Ini juga yang disebut dengan Scientific thinking, pemikiran yang umum dalam dunia penelitian.
Participatory Mood
Praktek untuk menjelaskan participatory mood, atau berpikir dengan suasana partisipatif (ikut serta) yakni dengan menempatkan jempol kita di samping layar hp atau komputer, tapi perhatian kita bukan kesana. Kita akan mengetahui bahwa dalam pandangan kita ada jempol, tetapi kita hanya melihatnya sebagai hal yang biasa kita lihat, tidak ada yang spesial dari jempol tersebut.
Dalam keadaan seperti ini, konsentrasi kita tidaklah terfokus terhadap sesuatu, melainkan pikiran kita hanya akan mengambil apa yang biasa atau ingin kita ambil. Maka ketika ketika kita berinteraksi pun kita hanya dapat mengambil sudut pandang dari apa yang orang lain sampaikan yang sesuai dengan apa yang ingin dipahami saja dan supaya orang tersebut memahami kita.
Menurut Snouck Hurgronje, seorang kebangsaan Belanda yang berusaha mempelajari Islam dengan berusaha menjadi seolah-olah sebagai muslim, berhaji, tinggal di Malaysia dan Aceh untuk mendalami Islam. Ia menyampaikan bahwa kedua cara berpikir diatas membentuk kognitif breathing, atau penafsiran pernapasan.

Melakukan proses kognitif breathing ini merupakan hal yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan. Hal ini dapat dilatih dengan melakukan focus attention, memfokuskan perhatian salah satu caranya adalah dengan meditasi.
Dalam meditasi kita menarik nafas, berusaha untuk fokus, memusatkan perhatian, kemudian menghela nafas untuk membuka pikiran kita, membuang pikiran lain yang mengganggu. Ini adalah cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tertinggi. Melatihnya dengan tahapan sebagai berikut thinking (berpikir), willing (berkeinginan), positive thinking (berpikir positif).
Ilmu pengetahuan yang tertinggi ini dalam buku Ihya ulumuddin, yang dimaksud dengan memberi makan hati spiritual atau qolbu. - emiria-
Cara berlatih berpikir fokus: bayangkan sebuah benda selama 5 menit, fokuskan pikiran tentang benda tersebut, kemudian lepaskan, jangan dipikirkan kembali. Ulangi untuk benda lain. Dalam prosesnya kita akan dengan perlahan berusaha memfokuskan pikiran dan menghilangkan pikiran mengganggu selama jangka waktu tertentu tersebut.
Kapankah kita terakhir menggunakan attention mood of thinking, berpikir dengan menggunakan suasana hati? Bagaimana caranya?
Pertama, membuat penilaian tanpa menghakimi, misal ada gambar seseorang maka kita membuat penilaian tanpa ada unsur yang sepertinya menghakimi. Seperti apakah menghakimi itu misal, mengatakan seseorang gendut, jelek.
Kedua, memasukkan perasaan kita terhadap orang lain atau apa yang kita fokuskan. Misal kita fokus dengan gambar seseorang, kemudian kita menilai bahwa orang itu ramah, sepertinya suka untuk diajak diskusi hal yang berat, dan sayang terhadap orangtua.

Pertanyaan saya di kajian ini adalah apa yang terjadi jika seseorang selalu dalam keadaan participatory mood?
Jawaban: orangnya kemungkinan reaktif dan sporadis. Reaktif disini diartikan orang yang tidak mengalami berpikir hingga titik memutuskan sesuatu, terjajah dan tidak bisa keluar dari kondisi.
Berikut verse sebelum materi ditutup:

Jika kamu percaya terhadap sendiri maka kamu akan percaya akan mimpi mu
dan mengikuti bintang mu
Kamu akan menghadapi banyak tantangan dari orang yang sepanjang waktunya dihabiskan untuk bekerja keras, belajar berbagai hal, dan tidak bermalas malasan.
Emiria Chrysanti



Comments