top of page

Waldorf Zoomatan - Main dengan Shiohoho

Updated: Apr 6, 2021

10 Juli 2020


Ketika pertama kali baca judul zoomatannya, bingung. Ini arah materinya mau kemana kah? Ada kata "shio" nya, menduga-duga apakah akan membahas shio seperti deskripsi ramalan China yang dulu pernah dibaca jaman SD-SMP. Ternyata, materinya tidak sepenuhnya ke arah sana. Tapi saya dan peserta materi lain pun tanpa sadar bersandar kepada deskripsi itu. Mari simak bersama narasi tertulis kajian main-main dengan shiohoho yang di host oleh Bu Manda.

Dimulai dari pertanyaan bagaimana sih urutan shio itu? Shio ini diambil dari cerita klasik negeri China. Diceritakan jaman dulu tuh seorang raja yang buat perlombaan untuk para hewan, ada tiga belas hewan yang ikut serta pada perlombaan tersebut, tetapi hanya dua belas hewan yang masuk kedalam zodiak. Mereka itu adalah hewan yang berhasil melalui rintangan pada lomba tersebut. Yang menarik adalah pemenangnya ternyata tikus, Bagaimana ia bisa menjadi pemenang? Ceritanya tikus ini memiliki strategi cerdik dengan menaiki tubuh kerbau saat melewati rintangan sungai. Menjelang perlombaan berakhir ia pun loncat dan berlari menuju garis finish.

Selanjutnya peserta diminta brainstorming, mendeskripsikan hewan-hewan yang masuk kedalam 12 shio ini, tapi bukan berdasarkan zodiak shio China yang penjelasannya ada di buku pintar, melainkan berdasarkan penggambaran hewannya. Para peserta diminta untuk menutup mata, membayangkan hewan yang akan dideskripsikan kemudian menuliskannya pada secarik kertas. Berikut secuplik deskripsi yang berhasil dicatat dari chat peserta materi:

  • Macan: galak, berkharisma, buas, garang, penyendiri, berani, kompetitif, belang, agresif.

  • Naga: besar, keren, semburan api, penguasa, berwibawa, gagah, kharismatik, angkuh, bijak, mystikal.

  • Monyet: gesit, serakah, lincah, tukang gosip, ribut, ngeselin, tangan panjang, lucu.

  • Kambing: pelan, bau, jarang mandi, nurut, gak peduli alias cuek, setia

  • Ular: berbisa, cerdas, eksotik, licik, gesit, menakutkan, teliti, mukanya jahat, pintar berkilah, berhati-hati, tidak berkaki.

  • Babi: jorok, malas, rakus, menggemaskan, menerima keadaan

  • Kerbau: konsisten, tanduk besar, liar, setia, bekerja keras, suka mandi

  • Tikus: licik, pintar, musuh semua orang, agresif, ngeselin, persistent, cerdik, periang

  • Anjing: pamrih, teratur, setia, agresif

  • Kuda: nurut, kuat, ningrat, stamina, ganteng, ambisius, reliable, berkarisma

  • Kelinci: lincah, lucu, friendly, licik, gesit, multi talent.

  • Ayam: rajin, beritme, serbaguna, berisik, panikan, produktif, protektif, bangun pagi

Setelah brainstorming ini, bu Manda bercerita kalau kelas yang diajarnya saat ini kebanyakan adalah anak-anak dengan shio naga. Beliau cerita kalau anak-anak didiknya itu dominan dengan caranya masing-masing. Ada yang bossy dan ada yang kekuatannya mempengaruhi orang lain (dibalik layar). Cara menghadapi anak-anak naga ini ternyata tidak mudah, salah satu trik gurunya adalah dengan memberikan peluang sebesar besarnya kepada tiap anak untuk memajukan potensinya karena mereka adalah anak-anak yang memiliki energi besar, pintar, cerdas, visioner dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. cerita selanjutnya adalah dari kelas yang anak-anaknya kebanyakan bershio shio kuda, anggapannya hewan ini memiliki kelebihan sebagai pekerja keras. Sebagai guru hal yang sebaiknya dilakukan adalah memberikan berbagai eksperimen atau pekerjaan untuk dikerjakan. Tapi, pada kenyataannya untuk mencapai kondisi ideal kuda ada beberapa peralatan yang dibutuhkan. Pertama, kacamata kuda untuk membuat fokus terhadap apa yang sedang dihadapi karena ternyata anak yang memiliki shio ini punya banyak kemauan, mengarah menjadi tidak fokus sehingga keinginan itu harus dibatasi. Kedua, tali kekang, untuk mengarahkan melakukan apa yang seharusnya dikerjakan, pada situasi kelas ini diartikan anak-anak shio ini membutuhkan instruksi yang jelas dan mudah dipahami sebelum melakukan sesuatu.

Kemudian peserta kajian dibuatkan group untuk berdiskusi memilih salah satu binatang dari shio untuk di deskripsikan. Pertanyaannya adalah bagaimana anak-anak di kelas dengan dominan shio ini? Bagaimana sebagai guru untuk menangani kelasnya?

Group saya memilih ular, kami brainstorming kembali kira-kira anak dengan shio ular ini karakternya seperti apa, selain yang dideskripsikan sebelumnya. Muncul anggapan bahwa ular itu soliter. Tapi ternyata menurut salah satu member grup yang pernah mengajar anak-anak yang di dominasi oleh ular ini, mereka malah cenderung mudah untuk bekerja kelompok, tetapi karakter yang sensitif. Hal ini sesuai dengan keadaan biologis ular yang berdarah dingin, mereka sangat sensitif terhadap lingkungan (panas dan dingin). Untuk menangani kelas yang didominasi dengan shio ular ini kami berpendapata bahwa gurunya harus berhati-hati dalam menjelaskan dan memberi pengertian terhadap anak, memberikan kesempatan untuk eksplorasi di bidang yang mereka sukai, dan memberikan tugas kelompok untuk mereka kerjakan bersama.


Ada quote yang disampaikan bu Manda sebelum masuk kedalam pembahasan adalah verse terkenal dari Johan Huizinga

ree

Bermain itu bebas, ia merupakan kebebasan.

Bermain bukanlah sesuatu yang biasa atau pun kehidupan nyata.

Bermain berbeda dengan rutinitas kehidupan baik ruang dan waktu.

Bermain membentuk keteraturan, ia merupakan keteraturan. Bermain membutuhkan keteraturan yang tegas dan dipatuhi.

Bermain tidak berhubungan dengan ketertarikan terhadap materi, dan tidak ada keuntungan materi yang dapat diperoleh didalamnya.


Bermain sebenarnya bukanlah hanya sekedar bermain, bersenang-senang dan berinteraksi. Akan tetapi, proses bermain ini sesungguhnya dapat mengajarkan kita dan anak-anak untuk belajar bertoleransi, mematuhi peraturan, mengetahui ambang batas emosi serta kemampuan diri, dan bermain juga mengajarkan untuk merenung serta evaluasi. Dalam bermain ada kebebasan sekaligus ada keterbatasan. Bermain membawa anak-anak ke dimensi lain dan memantik imajinasi. Keterbatasan dalam permainan merupakan hasil kesepakatan bersama yang harus dipatuhi seluruh peserta yang ikut dalam permainan tersebut. Dan dengan permainan anak-anak belajar bahwa segala sesuatu tidak harus berlandaskan pada materi, tetapi kebersamaan dalam keteraturan untuk mencapai kebahagiaan. Suatu pekerjaan yang menyenangkan sekaligus memberikan banyak pelajaran bagi anak-anak selama menjalaninya.

Saat ini banyak sekali bermunculan hoax "bermain-mainlah dengan pendapat," mengutarakan sesuatu hanya untuk sebatas ingin melihat bagaimana tanggapan orang lain (test the water). Tentu saja ini bukan merupakan hal yang bijak, karena sebaiknya pendapat itu diutarakan dari hasil pertimbangan matang dari berbagai macam pendapat dan aspek yang telah diterima.


Sebelum ditutup, berikut versi yang dibacakan bersama:


ree

Seseorang hanya bermain apabila ia menjadi orang seutuhnya,

dan ia menjadi orang seutuhnya ketika ia bermain.


Emiria Chrysanti



Comments


© 2020 Salsabila Homeschool created with Wix.com

bottom of page